Selasa, 14 Maret 2017

ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI

INDUKTANSI BERSAMA DAN INDUKTANSI DIRI

Induktansi adalah sifat dari rangkaian elektronika yang menyebabkan timbulnya potensial listrik secara proporsional terhadap arus yang mengalir pada rangkaian tersebut, sifat ini disebut sebagai induktansi diri, sedangkan apabila potensial listrik dalam suatu rangkaian ditimbulkan oleh perubahan arus dari rangkaian lain disebut sebagai induktansi bersama.
Induktansi muncul karena adanya medan magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik (dijelaskan oleh Hukum Ampere). Supaya suatu rangkaian elektronika mempunyai nilai induktansi, sebuah komponen bernama induktor digunakan di dalam rangkaian tersebut, induktor umumnya berupa kumparan kabel/tembaga untuk memusatkan medan magnet dan memanfaatkan GGL yang dihasilkannya.

RANGKAIAN PENALA/TUNER

Rangkaian Penala pada Televisi atau pada kalangan Teknisi sering menyebutnya dengan Tuner TV ini umum berbentuk "Box" yang merupakan "pintu utama" (Input) dari Televisi untuk memproses sinyal yang di dapat dan menguatkannya hingga 1000 kali oleh "Penguat IF" pada box Tuner tersebut, selanjutnya akan masuk pada "Detektor Video" yang berfungsi sebagai Pendeteksi "Sinyal Video Komposit" yang keluar dari Penguat "Intermediate Frequency (IF) Gambar/Video" serta meredam "Sinyal Suara" yang dapat menggangu dan mengakibatkan buruknya kualitas penerimaan gambar.
Tuner menerima sinyal dari antenna dan memperkuat serta mengubah frekuensi yang diterima menjadi sinyal IF pada 33,4 MHz dan 38,9 MHz. Sinyal yang dibawa (carrier) masih berupa sinyal "IF Video" dan kemudian di kuatkan oleh penguat IF dan detektor. Pada selanjutnya "Sinyal IF suara" dihasilkan pula pada detector ini setelah sinyal IF 33,4 MHz dan 38,9 MHz dicampur pada Detector Video.
"Sinyal IF Suara" akan di  kuatkan oleh penguat IF suara kemudian di deteksi oleh rangkaian Radio Frequency FM yang pada selanjutnya dimasukan lagi "Penguat Audio (Power Amplifier)", sinyal Audio ini kemudian diubah menjadi getaran Suara yang dapat terdengar pada Loud Speaker, sedangkan "Sinyal IF Video" yang dihasilkan pada "Detector Video' ini Sinyal Video hasil  deteksi diperkuat dan dimasukan ke katoda CRT yang pada proses akhirnya akan menampilkan Gambar/Siaran pada Layar TV.

MACAM-MACAM TRAFO

A.      Trafo Frekuensi Rendah
Trafo frekuensi rendah merupakan trafo yang bekerja pada frekuensi audio (20Hz-20kHz) dan frekuensi di atasnya selama masih dalam cakupan frekuensi rendah. Ciri-ciri trafo yang bekerja pada frekuensi rendah biasanya menggunakan inti besi lunak, terutama untuk frekuensi audio.
1.       Trafo Adaptor
Trafo step-down yang ditambahkan dengan rangkaian penyearah untuk menghasilkan tegangan DC disebut juga dengan adaptor. Biasanya didalam sebuah adaptor yang bagus sudah dilengkapi dengan rangkaian regulator tegangan agar arus DC yang keluar lebih bersih (tidak menimbulkan dengung akibat arus AC yang bocor). Trafo adaptor beserta rangkaian pendukungnya lazim oleh para hobi elektronika sebagai pengganti baterai dalam pembuatan proyek rangkaian elektronika.
2.       Trafo Output/Input
Trafo output/Input disebut juga dengan trafo OT/IT. Trafo jenis ini digunakan untuk keperluan kopling audio pada rangkaian amplifier yang masih menggunakan sistem push-pull. Trafo OT/IT saat ini masih dipakai pada amplifier merk TOA untuk keperluan gedung-gedung, tempat ibadah dan tempat-tempat lain yang dikhususkan untuk keperluan khalayah ramai.

B.      Trafo Frekuensi Menengah
Trafo frekuensi menengah disebut juga dengan trafo IF (Intermediate Frequency). Sesuai dengan namanya trafo ini bekerja pada frekuensi menengah. Untuk kegunaannya, trafo IF banyak dipakai pada radio-radio penerima AM/FM. Pada trafo IF sudah terdapat lilitan primer dan sekunder yang diparalel dengan sebuah kapasitor khusus untuk keperluan frekuensi menengah sehingga menjadi sebuah rangkaian resonansi L-C.
Frekuensi IF sudah ada standarisasinya, yang mana untuk keperluan AM (Amplitudo Modulation) frekuensi menengah yang digunakan adalah 455kHz, sedangkan untuk keperluan FM (Frequency Modulation) frekuensi menengah yang digunakan adalah 10,7 Mhz.

C.      Trafo Frekuensi Tinggi
Trafo jenis ini bekerja pada frekuensi tinggi yang banyak dipakai untuk keperluan pembangkitan frekuensi (osilator), lilitan resonansi, dan flyback pada rangkaian televisi tabung.
Trafo frekuensi tinggi yang digunakan untuk osilator disebut juga dengan spul osilator. Lilitan osilagtor yang lazim digunakan terdapat dua jenis, yaitu osilator Hartley dan osilator Coolpits.

Selain itu pada frekuensi tinggi, trafo jenis banyak digunakan sebagai trafo resonansi, yang mana trafo resonansi ini difungsikan untuk menyesuaikan impedansi antara antena dan pemancarnya. Trafo resonansi ini disebut juga dengan spul antena.